Model Pembelajaran Konstruktivisme Dan Langkah Langkahnya

Model pembelajaran konstruktivisme merupakan hasil reaksi para pengembang ilmu pendidikan terhadap pola pembelajaran discovery. Mereka menganggap bahwa cara mengajar dengan menggunakan metode discovery, siswa menjadi tidak terarah. Karena mereka belum saatnya untuk memilah-milah masalah konkret yang relevan dengan bahasan materi.

Langkah langakah Model Pembelajaran Konstruktivisme

Pembelajaran konstruktivisme artinya, siswa hanya ditugaskan untuk mengkonstruksikan masalah-masalah konkret yang terjadi di lingkungan sosial. Mereka tidak perlu menilai relevan atau tidak relevan dengan bahasan materi. Dibawah ini adalah langkah dalam mengimplementasikan konsep mengajar konstruktivisme.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Konstruktivisme

1. Identifikasi Tujuan
Langkah awal yang harus dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi tujuan yang dilakukan oleh guru. Disini, murid diberikan batasan masalah sesuai dengan pokok bahasan penelitian, diberikan pengarahan, serta evaluasi terhadap setiap langkah yang dikerjakan dalam melakukan penelitian.

2. Menyesuaikan Materi Pelajaran Dengan Objek Kajian
Step kedua yang harus dilakukan oleh pengajar yaitu memberikan peta konsep mengenai materi mana saja yang bisa digunakan ketika melakukan penelitian di lapangan. Materi yang di berikan harus relevan dengan objek penelitian yang akan dilakukan oleh siswa nanti. Misalnya penelitian tentang gejala sosial, maka ilmu yang bisa diterapkan yaitu seputar sosiologi. Tidak perlu memasukan aspek sejarah dan kenegaraan.

3. Identifikasi Klarifikasi


Pada tahap ini siswa diukur pengetahuan, konsep pemikiran, dan pemahamannya terkait bidang ilmu yang bisa mendukung jalannya penelitian. Biasanya pada tahap ini terjadi konflik konstruktivisme karena ada perbedaan pandangan antara guru dan siswa. Jika ternyata ada miskonsepsi, maka tugas pengajar yaitu meluruskan pemahaman tersebut. Kemudian memilah mana pemikiran yang sesuai dengan metodologi ilmiah, mana yang tidak.

4. Perencanaan Program Penelitian
Langkah selanjutnya dalam model pembelajaran konstruktivisme yaitu merencanakan sebuah program penelitian yang akan dilakukan. Disini siswa di bimbing ole pengajar untuk menentukan batasan masalah, lingkup pembahasan, sasarannya, hingga pada responden yang bisa mendukung jalannya penelitian. Kemudian, pada tahap ini juga ditentukan mengenai jangka waktu kajian permasalahan.

5. Implementasi Program Pembelajaran
Setelah menyelesaikan keempat poin diatas, kemudian guru masuk ke tahap implementasi program pembelajaran yang dilakukan secara aktual di hadapan kelas. Disini pengajar melakukan sharing dengan murid terkait pengalaman yang bisa dijadikan bahan pemikiran, menggali kembali ide siswa, dan re-strukturisasi ide yang ada. Kemudian guru memberikan arahan agar tidak mengacaukan antara kasus konflik konstruktivisme dengan model pembelajaran konstruktivisme.

6. Evaluasi Awal
Sebelum lanjut ke tahap selanjutnya, pengajar terlebih dahulu memberikan evaluasi mengenai konstruksi pemahaman yang telah dilakukan. Peserta didik dan siswa mendorong hasil yang bersifat progress agar bisa berkembang dengan lebih baik, dan mengatasi masalah yang mengakibatkan regress atau kemunduran.

7. Klarifikasi Kembali Konsep Pemikiran Yang Resisten
Siswa dapat mengubah konsep awal yang ia pertahankan mendasarkan pada hasil evaluasi awal. Biasanya konsep yang diubah yaitu pola-pola yang mengakibatkan penelitian mengalami kemunduran atau regress. Contoh konstruktivisme yang ‘gagal’ misalnya kesalahan mengambil data, yang harusnya kuantitatif tapi yang diperoleh yaitu data kualitatif.

8. Pertanggungjawaban Terhadap Hasil Penelitian
Setelah siswa selesai melakukan penelitian yang tahapannya bersifat konstruktivisme, maka selanjutnya yaitu dengan presentasi. Mereka memaparkan permasalahan yang ada, batasan masalah, teori yang digunakan, dan penerapan teori yang didukung oleh data sehingga masalah bisa dipecahkan.

Baca Juga Pengertian dan Langkah Model Pembelajaran Problem Solving yang benar

Model pembelajaran konstruktivisme tidak hanya bisa dilakukan melalui praktek penelitian dengan terjun langsung ke lapangan. Namun bisa juga digunakan sebagai cara mengajar di ruangan kelas, namun langkah-langkah yang ditempuh memiliki beberapa perbedaan dan perlu ada kajian khusus.

0 komentar:

Posting Komentar